Rabu, 13 November 2013

There is no big problem

Good morning eveybodys.
Thanks to you guys who like to come in this site.

Do you know why i say good morning ? Because spirit in the morning is very good for us, and full of energy.

Ok guys do you know how to resolves the problem in your life? Yeah some people can handle it the others fall in the zone of gloomy. Everyone i will better if can handle any problem.

Ok be ready for the tips and tricks.

First.
You must remember there is no big problem. Big or small the problem its up to you guys. If you meet many big problem say this "our god its bigger than this problem". Allah will not give a problem that can't be resolve by someone. Believe in your heart guys, you can beat this.

Second.
Looks who beside you?
You have a friends right? Share your problem with your friend and tell to him to give you a solution. Don't forget  ask him to entertaint you with jokes. It will help you.

Third
Enjoy your life and make a wonderful life in your days. As long as you can do this. Make your life confortable for everyone.

It's time to refresh your days.
Author Ilham Rizki

if they a wrong word forgive me.
I in learn how to speak english
Leave a comment.

Rabu, 06 November 2013

Google Glass (Kaca Mata Jenius Google)

Google Glass

Google lagi - lagi mengeluarkan Produk hebatnya yang bernama Google Glass. Si Kaca Mata Jenius ini merupakan produk dari Google yang akan mengguncahkan dunia. Spesifikasi yang sangat menarik dan ditata dengan praktis dalam Kaca Mata Jenius ini.

Google Glass dirancang dengan Technologi  AR (Augmented Reality) yang akan menawarkan informasi secara langsung kapanpun dimanapun yang teman - teman inginkan. Technology yang hebatkan !!

Google Glass Spesifikasi antara lain
Wifi, Bluetooth, Camera, yang paling hebatnya Voice Input, OSnya Android  Koneksi 3G/4G, Layar LCD Transparant untuk menampilkan informasi, GPS dan Sensor Gerak serta dapat terhubung dengan HP Android atau PC Tablet.

 Dengan adanya Voice input, teman - teman tidak perlu repot - repot mengklik, at

Layar lebih terasa dekat jika memakai google glass.
Kalo masuk ke Indonesia pasti diserbu sama Pecinta Gadget ni.

Kita nantikan kehadiran Google Glass ini di Indonesia.

Selasa, 05 November 2013

Packing Carrier

Salam Pramuka Rekan - rekan Pramuka se-Indonesia Posting Hari ini tentang tips packing carrier. Pertama - tama sediakan kantong plastik sampah. *ingat bukan kantong yang ada sampahnya ya. Setelah kantong gede itu d masukan terlebih dahulu kedalam carriernya. Jika ingin trlihat berbentuk masukan matras kedalam kantong biarkan melebar. Masukan kira" temen teman paling terakhir dipergunakan atau cuma dipakai sekali saja. Contoh sleeping bag. Letakkan d dasar tas carrier. Jika ada baju alangkah baiknya baju itu digulung - gulung terlebih dahulu hingga kecil dan muat. Untuk dibagian tengah carrier anda lebih baiknya dimasukan pakaian . Setelah tengah di isi pakaian , Masukkan perlengkapan teman - teman yg sering dipakai di paling atas kenapa agar mempermudah. Seperti halnya jas hujan / ponco. Jika teman - teman dalam perjalanan usahakan jangan bikin susah diri sendiri. Jadikan perlengkapan anda dalam satu titik carrier. Ingat tata peletakan carriernya. Penting jika berjalan jauh.

Tentang Kita Part IV



“eh emang lah Tya ni tumben lama keluarnya tu” tanyaku ke Tya
“biaselah pelajaran Ma’am Suratin selesaikan tugas lok baru bise keluar” jelasnya kepadaku

Cukup lama untuk bisa membujuk Tya pulang kerumah ku dulu. Tapi akhirnya berhasil dia mau ikut denganku pulang kerumah sebentar.

“I’am makasih yah udah ngucapin selamat ulang tahun malam tadi” suaranya memecahkan kesunyian selama jalan menuju kerumah

Ku genggam tangannya “Gak apa-apa kok Tya kan asik malam kurang lebihkan waktunya”  obrolku denganya sepanjang perjalan berpegangan tangan.

Sesampai dirumah ternyata ada Yogi udah duduk santai diruang tamu bersama mama sepertinya lagi ngobrolni. Aku suruh Tya duduk sebentar dan Yogi mulai sedikit jailnya duduknya geser-geser dekat ke Tya.

“I’am ! Yogi nakal tah!” teriak Tya ke Aku
“Yogi ! jangan nakal” kataku ke Yogi
“Cuma gurau bah Am gak di apa – apain” senyum Yogi

Pecah tertawa di antara kita, Aku rasa sudah waktunnya. Aku pamit kebelakang sebentar dan mengambil Ilti dari kamarku. Aku berjalan dengan muka ditutupi boneka kearah Tya dan ku serahkan bonekanya
 
“ ini Boneka untuk Tya tolong diterima ya maaf hadiahnya Cuma segini aja ya” Kataku  menyerahkan boneka untuk Tya.

Tya berterima kasih dan memelukku saat mau pulang, jadi senyum – senyum sendiri dibuatnya. Saat berpelukanku bisikan kata – kata ditelinganya “semoga di umur 15 tahun Tya bisa semakin bijak pikiranya”. Setelah selesai berpelukan Tya ku antar ke sekolah lagi, Dia pulang dan Aku harus latihan basket.
Setahun bersama

Kami memutuskan untuk bertukar hadiah pada anniversary pertama. Aku bingung apa yang cocok diberikan ke Tya di Hari jadi kami. Demi mendapatkan ide Aku Hand Stand di dinding dan melancarkan pikiran.

Bingo akhirnya telah diputuskan setelah Hand Stand lima menit. Aku memilih jam untuk acara tukar hadiah nanti. Tiga hari menjelang Anniversary Hadiahnya telah dibeli dan sekarang hanya menunggu hari jadi saja.

Tepat Tanggal dua puluh delapan july. Di hari yang di janjikan kebetulan sekali masih dalam libur nan panjang kenaikan kelas dan menyambut puasa. Kami sepakat untuk bertukar hadiah di rumahku setelah dzuhur. Aku menunggu seperti biasa di warnet. Lokasinya berdekatan dengan rumah jalan sekitar lima menit sampai. Karena keasikan main game online Aku jadi lupa waktu sama perjanjian dengan Tya. Dua jam aku bermain Tya akhirnya SMS menanyakan dimana diriku sekarang. Aku baru tersadar dan ingat perjanjian dengannya, dengan tergesa – gesa pulang dan untungnya dia rela menunggu.

Berbincang – bincang sebentar ternyata Tya membawakan kue buatannya. Diatasnya bertuliskan Happy First Anniversary. Ternyata sampai segininya dia menyiapkan Hari Jadi kami. Setelah membuat harapan makan kue enak banget rasanya, jadi kepingin banyak – banyak. Kami membuat harapan semoga hubungan ini panjang umurnya, bisa mengatasi masalah yang ada dengan kepala dingin, dan tetap saling mendukung.

Aku mengambil sebuah jam tangan dari dalam tas kecilku dan Tya mengeluarkan baju. Kita switch hadiah. Tya senang Aku pun juga senang. Setiap sepuluh menit aku kembali ke kamar abang Tedy. Aku melanjutkan main game online yang tanggung terselesaikan missionnya. Aku bolak balik dari ruang tamu ke kamar Abangku, Situasi gamenya kita lagi event mingguan jadi Aku mampir ke game juga dihari Anniversary itu.

Tya merasa jenuh melihatku hampir sepuluh kali bolak balik.
“I’am kenapa sih main game jak terus, Tya pulang jak lah ye” katanya dengan nada jenuh
“ih jangan dulu pulanglah 1 kali game lagi aja ya Tya” balasku mempertahankannya

Hanya satu kali game lagi tapi ini paling lama, mungkin Tya merasa bosan menunggu dia memutuskan untuk pulang kerumah, setelah hampir sepuluh menitan menungguku diruang tamu.
Kata mama tadi Tya pamit pulang. Langsung deh menyusul ke teras rumah, untungnya Tya belum menghidupkan motor. Cukup lama membujuk dirinya tapi nihil hasilnya dia pingin tetap pulang dan tidak mau mengganggu Aku main game.

Anniversary pertama kalinya kacau karena diriku sendiri untuk apa disesali. Sudah kejadian seperti ini.

Hari ini Anniversary kita yang petama
kenapa I’am seperti ini, banyak di depan komputer
dari pada sama Tya semuanya udah disiapkan kenapa harus gini
pacaran aja sana dengan komputer.
Tya kecewa hari ini dengan I’am.
I’am lebih milih game online daripada Tya.

Mendapatkan pesan dari Tya Aku sedikit tersadar. Pacaran itu tidak jauh berbeda dengan Game. Banyak rintangan yang harus dihadapi. Memang diriku lebih memilih game karena bisa memberikan sesuatu kesenangan dan kemarahan, begitu pula dengan pacaran. Sejujurnya lebih asik main game karena terbebas dari rasa cemburu.
                                                                        *****
Kejutan 21 Desember 2011.

Semuanya beres dari baju muslim dan shorban udah siap hari ini disamping ulang tahunku aku harus menang lomba dakwah antar kelas. Teks Pidato sudah siap “Class Meeting Time” Teriakku.
Melihat halaman sekolah penuh dengan manusia sumpek rasanya, mana make baju muslim sendiri. Gak pikir macam-macam diriku maju aja. Sampainya di Mushola Spansa untung ada teman jadi gak perlu canggung semoga undian nomor enam belas ini menguntungkan.
Giliran si anak jago hapal maju. Uh dalil-dalilnya “Kita sebagai anak haruslah berbakti kepada kedua orang tua kita”. Anak tersebut adalah Ketua Osis Spansa tapi gitu-gitu aja sekolah gak ada perubahan sama sekali, namanya M Rizki Ibi.

Nah sekarang si anak bershorban. Dengan lancarnya membaca dakwahnya walau sedikit terbata-bata membaca tulisan Al-Qur’an. Si Anak ini tetap dengan lantang membaca isi dakwahnya. Dia berpesan “kawan sebentar lagi kita UN disamping usaha kita juga harus berdoa, dekatkan diri kepada Allah dan mohonlah pertolongan darinya karena ilmu itu berasal dari-Nya.”

Tenang rasanya setelah membaca selesai berlomba kini waktunya bersantai ria hahahaha.
Bingung ngeliat Tya gak ada tumben banget pulang awal, sms aja hari ini belum. Aku pikir mungkin lagi gak ada pulsa ni. Setelah selesai dari urusan sekolah pingin istirahat kerumah ngajak Yogi nyantai dulu eh dianya malah ada urusan dengan pacarnya. Harap dimaklumi sajalah kita ini masih SMP mungkin pikiran ini masih sangatlah labil, biasa anak remaja.
Pulang jalan kaki sendiri, seperti biasa. Sesampainya dirumah aku melihat ke teras rumah ada motor Tya. Kerumah gak bilang-bilang.

“Assalamualaikum” membuka pintu.
“Waalaikumsalam” jawab teman-temanku

Tanpa disadari dari belakang Yogi, Yoga, Ahmad, Tomo, Fauzan, Angga. “Plok” suara telor dikepala dan badan. Farina, Mesy, dan Alfira, melempar tepung dan kena lagi deh Aku jadi makhluk putih-putih dan bau telor.

Apalagi ya Allah yang terjadi, ngeliat teman-teman ketawa-tawa Aku juga ikutan. Dari dalam keluarlah dua pasang wanita dengan membawa kue ulang tahun. Mereka adalah mama dan Tya.
Aku merasa badan ini sudah seperti adonan kue, dimana ada tepung di badan dan pecahan telur ada dikepala, jika diolah maka akan jadi kue i’am. Ini merupakan moment setahun sekali mungkin harapku maklumi. “Sekarang waktunya potong kue” Yogi dengan semangatnya berkata. Melihat diriku seperti adonan kue yang akan memotong sebuah kue.
 
“Adonan kue kok jadi motong kue” Saut fauzan meledek. Suasana tawa kembali dalam acara ini.
“Selamat Ulang Tahun I’am” Ucap mereka. Wah kawan moment menyentuh sekali dihari ini.
“potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga” Teman – teman bernyanyi potong 
kue. Kuenya di potongan, dan pertama Aku berikan kepada Mama tercinta. Kedua baru deh ke Tya yang, ketiga Aku silahkan  teman-temanku mengambil kuenya. Yogi dengan lahap makan kuenya.
Senang rasanya ngeliat teman senang Tya juga senang. Alhamdulilah senyum di antara mereka membuat hati tenang. Satu lagi hadiah dari Tya Sebuah baju hangat.

“Biar gak terlalu kedinginan pake aja jaketnya hujan ni” kata dia sambil memelukku.
Semuanya terasa indah disaat kita bersama, senyum selalu bertebaran dimana – mana. Pacarku, dan sahabatku mereka yang membuat diriku kuat dalam menghadapi badai kehidupan ini. .
*****
Dream and Girlfriend.

Awal Tahun 2012
Harapan yang kutuliskan di tahun 2012
Dapat masuk SMA Favorit
Sekolah SMA di luar Kota Pontianak
Menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Tercapainya mimpi-mimpi di tahun ini.
Harapan Tya tahun 2012
Dapat masuk SMA Negeri 1
Langgeng dengan Ilham
Terus Bersamanya

Mimpi yang ingin Aku capai gak selaras dengan mimpinya Tya. Dia ingin bisa bertahan tapi aku hanya bisa ngikutin arus waktu sampai kapan kita terus bersama. Aku gak tau kenapa sekarang jadi berpikir seperti itu, padahal dulu memperjuangkannya dengan susah payah. Mungkin karena aku gak bisa terlalu dikekang.

Duduk berdua di bangku halaman sekolah

“Tya hhmm Bosan ni gak tau kenapa, UN kita udah tinggal 3 bulan lagi. Jujur I’am bingung kenapa bisa ngerasakan seperti ini. Kita Jalani aja ya hubungan ini.” Jelasku ke Tya.
“Kok jadi ngomong gitu sih I’am ni” tanya Tya.
“hhmm gak tau kepikiran aja jalani aja ya dulu kalau memang bertahan seperti yang diingikan ya syukur tapi kalau gak Tya harus kuat, Soalnya SMP dan SMA itu tingkat pergaulannya udah beda”. Jawabku sambil mengelus kepalanya.
“hhmm kita ya udah kita jalani aja” jawabnya singkat.

Setelah menjelaskan aku pingin bersekolah diluar kota Tya kelihatan sangat kusut mukanya. Mungkin karena tidak ingin berpisah denganku. Di sisi lain Aku ingin harus memilih antara membahagiakan orang tuan dengan menyenangkan Tya, hal itu yang membuatku bingung. Ya Aku pun memilih membahagiakan orang tua.

Hari ke hari memang sudah dekat dengan UN tapi bosan kalau harus belajar terus didepan buku. Sumpek, pagi belajar disekolah siang melanjutkan di rumah sampai sore selasai itu malam baca-baca buku lagi. Hanya hari sabtu dan minggu aku tidak ingin bertemu dengan buku. Yah malam minggunya sepupu kumpul dirumah nenek yang bersebelahan dengan rumahku jadi, Aku mengungsi kesana untuk mencari kesenangan.

Setiap istirahat kami selalu bertemu, ngobrol bareng habiskan waktu istirahat bersama. Ini semua perlahan bukannya menguatkan perasaanku. Aku juga butuh waktu sendiri.

Teman lama yang pernah aku suka saat SD secara tiba-tiba chatting akhirnya kita tukaran nomor.
(Gilakan masih SD udah maen suka-sukaan sama cewek, kacau banget diriku).

Kali ini Aku dapatkan kembali nomor teman lamaku ini. Sekian lama kita saling cuek – cuekan karena masa lalu dan sekarang kita mulai membangunnya dari awal kembali sebuah pertemanan klasik.

Sebelum menyukai Tya dan jatuh cinta dengannya. Cewek pertama yang Aku suka adalah Feby. Saat menginjak kelas tujuh dulu kita memang dekat tapi hanya lewat pesan singkat. Tidak tahu kenapa Aku dengan Feby dekatnya itu cuma lewat SMS jika sudah ketemuan biasa – biasa saja. Semuanya berubah sejak kelas tujuh semester dua Aku dengan Feby sudah jarang komunikasi lewat sms lagi.
Sekarang dengan bertukar nomor HandPhone waktunya untuk memperbaiki hubungan silaturahmi yang dulu tidak telaksana dengan baik. Sama seperti dulu dia tidak berubah sedikitpun masih tetap baik dan ada perhatiannya. Jadi sering senyum – senyum sendiri saat SMSan dengannya.
Aku dan Feby memang dekat di SMS. Kalau kita udah ketemuan itu kayak gak kenal sama sekali beda banget dengan di sms bisa membicarakan apa aja. Sampai dibilang sombong diriku kalau ketemu tidak menyapa.

Kalau udah ke dunia nyata kita itu jauh banget cuma bisa negur “Feby” sapaku ke dia ketika bertemu. Memang hari – hari ku seringnya sama Tya ntah itu istirahat, pulang sekolah, bahkan mau masuk bel pagi.

Pernah kejadian seperti ini. Ketika Aku sedang istirahat dan waktu itu tidak dipakai berdua dengan Tya. Seperti biasa untuk mengimbangi antara pacar dengan teman agar tidak dibilang kacang lupa kulit, diriku menyempatkan main sama rekan dan adik kelasku di tangga dekat koperasi. Kebetulan Feby lewat saling menyapa untuk memperkuat silahturahmi ngobrol deh kita akhirnya.

“Feby gimana mau lanjut ke SMA mana ni nanti kalau udah lulus” Tanyaku
“Mau ke SMA Negeri 2 am biar dekat dengan rumah kalau i’am mau kemana?” Feby balik bertanya.
“Pingin ngelanjutin ke luar kota si Feb doakan aja” Jawabku

Kami ngobrol cuma bisa singkat aja tidak bisa lama – lama. Dia turun kebawah untuk jajan bukan untuk ngobrol denganku. Aku melanjutkan main dengan rekanku.

“Wah bener – bener i’am ni megang omongannya waktu SD dulu” Kata Yogi

Aku cuma bisa tersenyum.
Aku merasa nyaman dengan Feby, walau hanya lewat SMS. Aku rasa itu sudahlah sangat cukup. Kedekatan ini dicurigai oleh pacarku. Mulai dari SMS sampai keseharian ini seperti diperhatikan dari jauh.

Ketika sore jam latihan basket Tya, menonton latihan dan meminjam HP ku dilihatnya pesan   SMS dengan Feby. Aku sendiri kaget tidak menyangka kalau dia akan membaca inboxku. Tidak lama setelah membaca HP ku disimpan dalam tas dan Tya langsung pulang. Melihat hal itu Aku tetap melanjutkan latihan samapai selesai. Aku sendiri heran melihatnya dan bertanya – tanya pada diri sendiri. Apa ada yang salah?

Setelah kejadian yang kemarin sore Tya gak ada balas sms ku dan saat istirahat dia tidak ada keliatan main ke kelas 9G. Hari ini seperti di dinginkan olehnya. Apa karena setelah membaca sms kemarin sore? Kemungkinan bisa aja.
Ketika pulang sekolah Akupun langsung pulang tidak menunggu seperti biasanya. Aku sms Tya hal hasilnya masih belum dibalas. Mendapat respone seperti itu Aku smsan aja lagi dengan Feby. 
Ternyata dia bisa sedikit menenangkan perasaanku.
Dalam pikiranku berpikir “Jangan sampai Feby di labrak sama Tya dan teman – temannya bisa gawat ni, yaudah lebih baik di ndak di apa – apain dari pada nantinya ada hal baru ndak enak di dengar ceritanya bakalan lain lagi”

Aku bertemu dengan Feby di Hall sekolah, sekitar duapuluh menit sebelum masuk sekolah. Kebetulan kita lagi ngebaca info mading dan juga koran yang di pajang. Aku sambil mencari berita tentang NBA menyempatkan untuk ngobrol dengan Feby.

“Feb kayaknya ni kita gak bisa sering smsan ni soalnya Tya kayak marah gitu, bukannya suudzan ni takutnya Tya nanti ngelabrak Feby yah gak enakkan memang sih kita teman, tapi penilaiian masing – masing orang tu ngeliatnya beda – beda” kataku memecahkan kesunyian ketika membaca Mading sekolah. ‘riiinnggg” bel sekolah berbunyi.
 “ya udahlah i’am kalau memang kayak gitu yang i’am mau gakpapa kok kita jarang – jarang aja smsnya.” Jawabnya dengan senyumnya setelah itu Feby pamit kekelasnya.

Mungkin Aku terlalu gimana padahal cuma ingin berteman aja. Yah, jadi harus gimana lagi ya. Sehari setelah itu barulah Tya mau menjawab smsku. Aku menganggap tidak terjadi apa – apa cukup bertanya kenapa tidak mau ngebalas sms. “Cemburu ya” lanjutku bertanya.
“Iya cemburu” jawabnya.

Bingungku dalam hati padahal hanya teman lama yang ingin menyambung kembali silahturahmi. Sesekali sms feby masih ada, walau tidak bisa sesering dulu.

Dalam pikiranku bersyukur banget masalah ini selesai ketika seminggunya mau Ujian Nasional jadi tidak perlu banyak pikiran lagi. Fokus pada UN aja.
*****
Tragedi Pemberitahuan Kelulusan dan Cap 30.00

Unjian Nasional selesai yah keluh kesahku ketika ujian lebih baik jika ditutup saja. Hari ini merupakan pembagian hasil unjianku selama empat hari itu. Hubunganku juga baik – baik aja tidak mengganggu belajar ketika ujian waktu itu. Hasilnya kita lihat sekarang.

Yogi yang sengaja tidak hadir dalam pembagian kelulusan karena takut, ntah apa yang di takutkan yogi. Rekan dudukku yaitu, Echi, Ninda, dan Ardian, ( kurang satu orangnya adalah Yogi ). Kita duduk – duduk di kursi semen dekat lapang basket, merencanakan SMA mana yang akan di tuju setelah dari Spansa.

“Kitak mau ke lanjut kemane ni”. Pecah hening dari Baidarus
“Aku same Ninda mau ke Smansa dong”. Jawab Echi
“Aku bingung antara ke Smanta atau Smansa, kalo ke smanta ikut English Clubnya kan bagus, kalau ke smansa ikut Team Basketnya udah make a Plan bung”. Balas dengan sedikit kesombongan. Salah satu makhluk pintar di kelas tapi kurangnya itu sedikit sombong atau mungkin lebih.
“ Kau ni am pilih salah satulah” cubit Ninda ke tangan ku.
 
Mungkin karena kata – kata tadi.
Kelamaan nunggu dibawah kami putuskan untuk naik. Sebelum naik kita buat segi empat memegang bahu yang ada disebelahnya. ( wah kesempatan baidarus, bukan berpelukan ala tele tubies ya tapi seperti pemain basket lagi Time Out. )

“Optimis hasilnya baik” kata Echi dan  Ninda
“Siap kawan” balas Baidarus
“Insya Allah bagus” jawabku.

Sampai di depan kelas masing – masing orang tua mendapat arahan dulu dari Bu Nina Sukarelawati. Wali kelas yang menurutku sangatlah Strong bisa menangani murid – muridnya yang nakal bukan main. Bu Nina adalah guru yang mengajariku untuk Introspeksi diri.

Alhamdulillah semua siswa lulus seratus persen uh my man senang banget. Dikasih selembaran lagi 
dari Bu Nina kayanya hasil nem. Tya datang ke kelasku langsung berlari dengan senang.
“Tya lulus am. Nemnya lumayan tinggi. I’am udah tahu belum” Tanyanya dengan senang.
“Masih belum ni Tya cuma tahu Lulusnya aja” jawabku sedikit Gelisah

Tya pamit turun kebawah dengan membawa kesenangan orang tua dan anak bahagianya. Senang  rasanya melihat Tya udah tersenyum. Aku yang masih menunggu tentang hasil Nemnya membuat dak dik duk dada ini.

“Bapak  ibu sekalian ini adalah hasil Nem dari anak – anak kita di tukan dari hasil ujian nasional dan ujian sekolah. Mau dibacakan atau bapak ibu bacanya bergiliran. ” Terang Bu Nina dihadapan orang tua murid.

Wah Aku kaget my man melihat ganas juga ya orang tua murid kalau mau ngeliat hasil dari anak – anaknya. Di pinggiran mama dan orang tuanya Yogi masih duduk menunggu antrian hasil dari anak mereka. Hmmm eh anak – anak pada masuk kedalam waktu nunggu diluar sudah selesai. Waktunya untuk masuk walau untuk yang terakhir kalinya menginjakkan kaki ke dalam kelas ini.
Kaget aku melihat hasil dari ujianku ini.

Tak sanggup menahanan air mata ini. Aku mundur kebelakang mama juga udah liat mama cuma tersenyum.
“udah ah ma pulang ajalah ngapain nunggu disini lama – lama” Ajakku ke mama.
Tak terbendung air mata ini di depan guru yang yang selalu memotivasiku.
“Ilham kenapa ?” tanya Bu Nina.
“Gak bu gak kenapa – kenapa” jawabku singkat.
“Am sabar ye am jangan putos asa Cuma gare – gare ini” Kata echi tampak terlihat senang karena nemnya tinggi dan kasian melihatku.
“Ok siap chi” jawabku menguatkan diri.

Usai pamitan Aku langsung berlari kebawah menahan air mata ini. Menunggu mama yang  lama turun.

Lima menit Aku menunggu mama turun.
Tak terucap satu kata pun saat diperjalan. Dalam hati ini terus bertanya kenapa, kenapa dan kenapa? “How it can be like this” tanyaku pada diri sendiri.

Mimpi ini sangatlah tak selaras dengan apa yang ini aku capai pada tahun ini.
Sampai diri rumah gak tau mau ngomong apa. Hanya bisa terdiam dan membisu di kursi ruang tamu. Sunyi kelam yang Aku rasakan ini. Gak lama setelah sampai Abah menelpon. Aku bingung mau jawab apa hasil dari ujian ini. Biarkanlah mama aja yang menjelaskan hal ini. Dalam benak ini membekas di dada  Tiga puluh satu Hhmm mau lanjut ke SMA manakah anak yang gagal seperti diriku ini?

“am abah mau ngomong sama i’am” kata mama menyerahkan Hpnya.

Subhanallah Abah gak marah dengan hasil seperti itu. Malu rasanya kalau ketemu sama Abah hasil Ujian jelek. Abah jadi malah bangga sama Aku bisa lulus walau hasilnya seperti itu. Dan kakak juga gak marah, padahal Aku ingin membuat Abah dan Mama Bangga punya anak yang berhasil. Dan nyata-nya Aku gagal tahap awal.

Hari – hariku terus dalam kegelapan hati.

Bu Nina juga menyemangatiku.  
Ilham tetap semangat yah, walau hasilnya gak sesuai dari yang kamu harapkan tapi ibu tau kok mana anak – anak yang bener bisa dalam ujian ini, Ibu percaya sama kamu. Jangan patah semangat, di SMA mari ulangi semuanya dari awal. Ibu yakin kamu bisa Ilham. Semangat ya.
Mendapat pesan seperti itu disaat aku lagi bertanya dengan Allah. Cukup menaikan sedikit dari semangat hidupku.
*****
Selamat Tinggal Galau
Memang hasil ujian ku tidaklah memuaskan, setelah dipikir-pikir memang nilaiku rendah dimata orang-orang. Aku coba mengambil hikmah dari semua itu. Aku ingat apa yang kakakku pernah bilang.
 
“Kakak bangga sama dedek, dedek bisa mengatasi diri dedek untuk tidak melakukan kecurangan. Jangan cepat putus asa itu bukan akhir dari segalanya banyak orang yang nilai ujiannya rendah tapi mereka banyak yang berhasil dimasa depan. Lebih baik dedek tu ujian untuk belajar daripada belajar untuk ujian.” Pesan dari kakak

Hari yang kulalui suram rasanya main, ke sana sini dengan Tya gak juga hilangkan rasa galau ini. Tya juga udah menyemangatiku, menghiburku dan,  membujukku.
“yah memang biginilah nasib Tya, jadi gak bisa satu sekolah lagi kita nanti SMA ni” ucapku ke Tya. Tya gak berucap apa-apa, dia hanya menyandarkan kepala dibahuku.

Capek rasanya galau terus malam ini malam minggu. Aku harap kegilaan dimalam ini bisa menghilangkan segara gundah gulana dalam hati ini. Jam 10 biasa waktu yang sudah ditentukan bersama. Malam ini agendanya main box kartu remi. Ini mainan yang mengocok perut. Jam 11 semuanya baru bisa hadir biasa yang paling lama hadir adalah Mas Rio.

Laskar Nurali Crew terdiri Mas Dede, Mas Rio, Reza, Rian dan Ilham. Permainan dimulai, kartu dibagikan rata. Siapakah yang akan mati pertama kali mari saksikan. Ternyata yang kena pertama kali adalah Aku sendiri. Pecah tertawa dari mereka, sesuai peraturan kalau kalah wajah jadi sasaran di coret – coret pakai bedak.
 
“Nah colet lok sikit” dari Mas Rio
“Abes Miiam kena die” dari Mas Dede

Permainan berakhir dengan Reza lah yang kena terakhirnya aku mulai tersenyum walaupun sesaat. Malam jam setenga satu Mas Dede kelaparan cari nasi di dapur gak indomie juga habis.
“Ja lapar  ndak kau ni” Tanya Mas Dede
“Lapar Mas” Jawab Reza
Karena kita semua juga lapa yah. Jadi kita putuskan beli KFC. Mas Rio dengan Mas Dede yang beli keluar yah Aku dengan Reza. Duduk nonton aja nungguin mereka.
“Am jadi SMA mane lah kau ni” Tanya Reza
“ ndak tau Aku ja nilai jelek na gimane nak masuk ke smansa cuma mimpi jak.” Jawabku dengan sedikit senyum menggores wajah.
Mas pulang kita langsung makan. Hahaha
Gak lama setelah makan, ini adalah momen paling akan selalu di ingat menurutku. Ngerebuti singgasana untuk tidur. Hahaha

“Am geser lah” kata reza
“udah di ujung dah ni ja” kata Aku.

Aku ngeliatin mereka semua udah pada tidur yah tidur aja. Waktu udah menunjukan pukul 3 pagi.Bangun jam lima lewat, langsung pindah deh dan sholat subuh dulu setelah itu lanjut tidur dong.
Aku hampir lupa hari minggu ada latihan pramuka di sekolah mumpung udah selesai ujian mending puasin diri kemana aja yang aku mau. Masih ada tampang – tampang galau ni yang aku bawa. Sampai di sekolah ditanyain terus, “am kenapa”.

Duduk dikursi semen dekat pagar dengan keadaan murung. Kak Arief dengan Kak Dwi datang menghampiri.
 
“udah am yang kayak gitu jangan terus dipikirkan nanti malah kau jadi gile sorang. Ingat kite ni sekolah bukan untuk cari nilai tapi untuk cari ilmu. Kalau kau cuma cari nilai, ilmu kau ndak bakalan 
dapat tapi kalau kau cari ilmu, nilai bisa kau dapatkan juga.” kata Kak Dwi
 
“benar tu  am kata Kak Dwi hadapin aja dulu yang ada didepan am, pastilah ada hikmahnya dari itu” 
 Kata Kak Arief
 
“bayangkan dulu kakak ni nemnya Cuma tige pulo masih tinggi kau tige satu, nem tu ndak menjamin am kalo anak itu pintar, tenang jak kau ade bah sekolah nanti buat nerima kau” kak Dwi terus menyemangatiku.

“Udahlah am osah nak galau teros tenang jak kau, MAN dua masih bise” echi ikut menyemangati.
“ndak enak loh am kalo galau teros tetap semangat!!” kak arief menyemangati lagi.
Yah mungkin karena kasian melihat diriku di tutupi awan. Sendu terus senyumpun dikit, Gak tau kenapa Aku sekarang lebih baik daripada yang tadi di kasih semangat sama teman – teman yang lain juga. Bersyukurnya Aku di karuniai teman yang bijak dan loyal. Semangat ini akan terus dan tetap berkobar.

Aku juga ingat perkataan dari Mr. Dedy dia, guru B.Inggrisku disalah satu tempat kursusku.
“dulu ketika saya masih SMA saya gak pernah mendapat nilai B.Inggris lebih dari 75, Saya tetap berusaha walau saya bisa berbahasa Inggris dengan baik nilai saya gitu – gitu aja mungkin karena meremehkan” Cerita dari Mr.Dedy

Sekian lama aku baru menyadari kenapa nilai ujian saya bisa rendah. Bukan karena gak pakai kunci jawaban yang dikasih tapi karena faktor kesombongan dan sifat meremehkan yang ada pada diriku. Yah kini Aku sadar. Ternyata kesombongan dan sifat meremehkan ini yang menghancurkan diriku secara langsung. Sangat disayangkan sekali ini semua karena kesalahan pribadi.
Jalan yang dipilihkan dari Yang Maha Memilih

Jam ditangan menunjukan pukul setengah empat, bergegas membereskan tas untuk berangkat kursus bahasa inggris. Mau minta antar sama abang teddy dianya lagi sibuk dengan gamenya. Mau tidak mau ini mengharuskanku untuk berjalan kaki, maklum Kota ini mayoritasnya adalah pengguna kendaraan roda dua jadi angkutan umum sulit dicari dan arah tujuannya tidak menentu. Seraya dalam hati ini terus berbicara dalam perjalanan menuju tempat kursusku. Hati ini sibuk memikirkan cara agar dapat sekolah yang pantas untuk anak seperti Aku. Jarak yang ditempuh antara rumah dan kursus bahasa inggrisku tidaklah jauh sepuluh menit jalan kaki pasti sampai.

Aku harap dapat menemukan solusi dari masalah ini yang terpenting Aku harus menggunakan bahasa ini dengan baik demi tercapainya cita – cita yang sudah Aku susun sejak lama.
Selesai dari kursus Aku sholat magrib dengan segera di mesjid dekat rumahku. Setelah berdoa minta petunjuk dari-Nya, Aku pulang dengan pikiran lumayan tenang. Tidak tahu kenapa tiba – tiba Aku memikirkan sekolah di Sukabumi. Aku juga ingat sekarang Abahku pindah kerja dari Jakarta ke Sukabumi. Hitung – hitung mendekatkan diri dengan Abah sembilan tahun Aku ketemu Abah cuma dua atau empat bulan sekali.

Aku segera memberitahukan ke Mama kalau diriku ini ingin sekolah diluar Kota Pontianak.
“Ma i’am pingin ikut Abah aja ma SMA ni sekolah di Sukabumi, kan Abah lagi disana Ma” Jelasku ke Mama dengan semangat.
“Ya udah kalau memang itu maunya i’am nanti Mama kasih tahu Abah” Balas Mamaku

Mendapat persetujuan dari Mama Aku sangat senang. Abah juga mengizinkan untuk ikut dengannya bersekolah disana. Alhamdulillah sekarang pikiran tentang sekolah sudah tenang.
Aku tetap secara diam – diam mengurus surat pindah ke Sukabumi. Surat yang ada disekolah dan surat dari dinas pendidikan Kota Pontianak. Sampai semuanya selesai Aku akan memberitahu rekan – rekanku.

Tekatku sudah bulat mungkinkah ini jawaban dari Doa – doaku. Diriku selalu minta diberikan yang terbaik dari baik.

Orang pertama yang ku beritahu kalau Aku ingin pindah adalah Tya pacarku sendiri, Dia selalu menemaniku disaat Aku galau karena bingung mencari Sekolah. Tya kaget dengan keseriusan omonganku tentang ingin sekolah diluar Kota Pontianak.

“Semoga ini udah jadi pilihan yang tepat buat I’am” katanya dengan pelan

Ketika ditepatkan dua pilihan, pilihlah yang bermanfaat untuk dirimu dan orang banyak terutama dapat membuat orang tua bahagia, mengingat pesan dari Bu Nina ketika Aku dalam suasana hati galau. Memang untuk kali ini Aku memutuskan untuk merantau ke negeri orang tujuanku adalah tercapainya cita – citaku. Jika Aku terus menerus di negeri kelahiranku kemungkinan kecil untuk mencapai cita – cita yang sudah ukir. Ini adalah pilihanku sekolah jauh dari kampung halaman dan cari suasana pertemanan baru.
Perpisahan

Malam ini adalah malam terakhir bersama Laskar Nurali, Hari ini merupakan suasana dimana berpisah dengan mereka.

“mulai minggu depan adek kita yang paling kecil ni udah ndak sama – sama kita lagi” kata Mas Rio.
“Jauh dah die nanti ni” saut Mas Dede
“Ndak ade yang bise di bully lagi lah ni” lanjut Reja.
“Nanti pasti balek kesini lagi bah” jawabku.

Kami bersama seperti ini sudah lama. Sejak Aku masih kecil, namun sempat jarang bertemu ketika Mas Dede pergi keluar negeri. Ketika Mas Dede pulang pelan – pelan kami mulai berkumpul lagi,dialah yang menyatukan Laskar ini adalah Mas Dede. Mas Dede jugalah yang banyak memotivasi dan mengarahkanku ketika bingung dalam mencari cita – cita. Rasanya berat harus berpisah dengan teman – temanku disini, memang diriku sering di Bully tapi disamping itu mereka juga memotivasiku dan melatih batin agar tahan kalau di Bully, ada hikmahnya juga.
Malam sekarang terasa panjang, di isi dengan permainan mingguan yang biasa kami mainkan. Main Box salah satu permainan dengan kartu remi. Peraturannya jika ada yang kalah harus dicoret wajahnya dengan bedak.

“Am ambilkan bedaknya nek tat di lemari” Kata Ryan.

Duduk diteras rumah, bedak ditaburkan di atas kertas di samping ian, dan kartu dibagikan Reza.
Ditanganku tersisa 7 dari sekian banyaknya kartu. Jumlah nilai kartuku besar – besar semua dan tidak lama setalah giliran ku Mas Rio cak te, kartu ditangannya habis dan point nilaiku 15, beda sedikit dengan Reza, dan Aku menuai kekalahan pertama. Kena deh wajahku dicoret sama mereka cap tiga jadi bewarna putih menempel diwajah. Aku di kerjain habis – habisan malam ini mereka belum ada yang kena coretan sedikitpun keliatan ada yang curang. Tapi tidak apa – apa ini akan selalu di ingat pikirku. 

Last Wednesday night with laskar.

Hampir tiga jam bermain kartu dari jam dua belas, lama kelamaan membuat bosan, kita masuk kedalam rumah nenek. Bingung mau ngapain lagi, Reza mengeluarkan banyak film DVD dari dalam tasnya. Kita di minta untuk memilih film yang mau diputarkan. Ryan pun pamit untuk pergi kewarnet, jadi tinggal kita berempat memilah kaset filmnya.
 
 “Mending kite nonton ini na Paranormal Activity 3 Mas” Kata Mas Io dengan nada menakut nakutin.
“bolehlah tu yo film itu” Jawab Mas dede setuju dan menyuruhku untuk memutar filmnya.

Ketika Aku menghidupkan filmnya mereka sudah di singgasananya masing – masing. Reza udah mengatur posisi disamping Mas dede, Mas Rio mengambil tempat dekat jendala dan Aku dipinggir di dekat pintu kamar nenek. Lebih tepatnya ditengah – tengah jalan.

“am berani ndak kau ni nonton filmnya, film hantu tau.” Tanya Mas Dede dengan senyum jailnya.
“Beranilah mas takkan pula takut kitekan nonton ramai – ramai” jawabku dengan nada memberanikan diri di balik selimut.
“Hati – hati kau am kau di tengah jalan tu, nanti kau di tarek pula” Tambah Mas Io nakut – nakutin
“Iya kau” singkat dari Reza tapi dengan nada ngedownin

Di film masih belum keliatan menakutkannya masih adegan main – mainnya, tapi sedikit gejala aneh sudah bermunculan. “HUUUAA !!!!” kita semua teriak kaget melihat beberapa gejala itu. Aku masih bersembunyi dibalik selimutku, dan melanjutkan untuk menonton.
 
“Mas tidur ke?” tanyaku ke Mas Dede
“Ndak, masih nonton kok” Jawabnya tampak masih lumayan segar, Mungkin karena kaget tadi.

Film masih tetap bermain, hal – hal aneh dalam film ini membuatku risih. Kita berempat lagi fokusnya menonton tiba – tiba “tok – tok” suara kaca terdengar seperti ada yang mengetok. Dalam pikiranku “pasti kerjaan Mas Io” tidak lama kemudian berlanjut lagi suara ketokan jendela di samping Io. Kita semua berteriak kaget “aaaaarrrggg” masuk kedalam selimut masing – masing. Aku semakin merapat ke dekat Reza. “Ape kau ni am udah – udahlah geser tu” Kata Reza yang tampaknya terganggu.

Film masih belum selesai Akupun sudah setengah sadar, tampaknya Mas Io dan Reza sudah berlayar kepulau kapuk duluan. Mas juga sudah memasuki alam setengah sadar. Aku mengetahuinya karena dari berbicaranya udah ngelantur. Mas ngajakin Aku ngobrol sesama dalam alam setengah sadar tidak ada yang nyambung – nyambung.
 
“jadi am udah berape lama dah kau jadian ni ?” tanya Mas dengan setengah sadar
“Kau berape lama juga mas ?” balasku belum menjawab jadi baliknya. Sekitar lima menit kemudian, film tersebutlah yang menonton kita yang tertidur pulas jam empat subuh.
*****