Pramuka



SATYA KUDARMAKAN, DARMA KUBAKTIKAN


Kehormatan adalah harga diri yang dimiliki oleh seseorang. Harga diri adalah tentang prinsip, komitmen, ketegasan yang datang dari keyakinan yang dimiliki oleh pribadi terhadap segala keputusan yang ia ambil dalam hidup. [t2]  Itulah yang menjadi alasan kenapa sampai hari ini aku memilih Pramuka dan lalu memutuskan untuk menjadi bagian daripadanya. Tri Satya Pramuka mengajarkan kepadaku untuk bersungguh-sungguh menjadi seorang pribadi yang berguna bagi Bangsa dan Negara, tentu saja lewat sebuah penghargaan melalui darma-darma dalam kehidupan. 

Semua cerita ini dimulai dari kebosananku.


Dan, cerita ini dimulai dari empat sekawan yang duduk bersama di tangga sekolah; aku, Yopi, Radit dan Andra yang menamai diri kami Scouters. [t3] 

“Kira-kira kapan kita akan kemah?” tanyaku kepada Yopi.

Yopi tiba-tiba terlihat lemah, sambil mengibas-ngibaskan baretnya dengan lemas ia mengatakan bahwa instruktur kami sedikit aneh. Awal mulanya ia menjanjikan kami sebuah perkemahan, tapi entah kenapa ia sendiri sering menghilang dalam banyak latihan. Ia tidak pernah lagi hadir dalam kegiatan di sekolah semenjak kami duduk di kelas enam SD. Kami terlihat seperti anak ayam yang kehilangan induk—hanya dipimpin oleh pratama yang juga kurang mengerti tentang pramuka. Ya maklum saja, pratama kami juga pramuka yang kehilangan pemimpin. Pratama kami adalah Radit. Ia seseorang dengan tubuh kecil dan suara yang lantang. Radit selalu terlihat bersemangat sekali mengikuti kegiatan pramuka. Bahkan dapat dikatakan satu-satunya yang terlihat paling antusias dan pantas mengajukan diri sebagai  pratama. Sayangnya, ia dan seperti juga kami yang lain masih perlu banyak latihan dan bimbingan.

“Ya sudah, Kawan, sampai jumpa minggu depan. Kita sebaiknya pulang saja dan belajar karena sebentar lagi kita akan ujian,” kata Radit sambil berdiri. Ia pun memberi isyarat pada kami untuk bubar.

Seperti aku, Yopi dan Andra terlihat belum akan beranjak sedikitpun dari tangga. Kami sibuk membisu sambil mempertanyakan ketidakhadiran instruktur kami. Sebab satu-satunya yang membuat kami tetap mengikuti kegiatan pramuka di sekolah adalah karena janji perkemahan. Sebelum menghilang tanpa kabar, instruktur kami menjanjikan kami dapat mengikuti perkemahan jika kami tetap mengikuti latihan dengan tekun. Namun sepertinya, ia bukan seorang pramuka yang baik karena telah mengabaikan Dasa Dharma ke-sembilan. Ia benar-benar terlihat tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipercaya karena telah menelentarkan kami begitu saja.

“Apa kalian masih akan meneruskan pramuka ketika kalian SMP nanti?” tanyaku.

 “Aku rasa Pramuka di SMP gak akan begini lagi,” begitu kata Yopi sambil terlihat membayangkan kegiatan pramuka di sekolah lanjutan nanti.

“Aku gak tahu apakah di sekolahku nanti ada kegiatan pramuka,” ucap Andra tanpa semangat.

“Kalian harus yakin pramuka di SMP akan lebih baik!” teriak Radit yang sebelumnya terlihat ingin cepat berlalu dan tak menggubris kami. Ternyata, Radit masih menyimpan semangat tunas-kelapa yang segar dan kokoh.

Tapi jujur saja, sama seperti Andra aku pun tidak bersemangat lagi.

*****
Setelah acara perpisahan SD. seperti biasa, Scouters duduk kembali ditangga untuk merencanakan SMP yang akan dituju. Semuanya tampak berdiam diri saja merasakan perpisahan.

“kalian nanti mau lanjut ke SMP mana” Tanya Ici teman kami yang sama-sama mengikuti pramuka.
Aku, Yopi, Radit, dan Andra kaget mendengarkan suara karena kami sedang melamun. “kami bertiga masuk SMP N 1 dan Andra dia lulus tes masuk SMP N 3 jadi dia sekolah disana” jawabku. Kami merasa sedih karena sudah 3 tahun bersama harus berpisah saat tamat SD.

Sekolah selanjutnya sudah ditentu kemana kami ini akan melanjutkan sekolah. Pada awalnya ada berempat sekarang hanya bertiga masuk sekolah yang sama.

“kawan walau salah satu dari kita ada yang gak satu sekolah lagi dengan kita saat SMP tetap semangat dan kalau bisa lanjutkanlah apa yang telah kita mulai” kata Radit dengan penuh semangat.

“Sampai ketemu disekolah baru dan Sampai ketemu dihari pramuka Andra” kata Yopi sambil bersalam-salaman sesama Scouters.

Tahun ajaran baru telah dimulai kini aku telah memakai pakaian putih biru dan telah meninggalkan seragam putih merah. Kelas telah terbagi Aku sekelas lagi dengan Yopi, dan untuk kali ini Radit bertentangga dengan kelasku Aku dan Yopi berada di 7C dan Radit di 7D. Beragam eksul yang ada di SMP N 1 ini. Radit dan Yopi melanjutkan untuk pramuka aku sendiri masih binggung akan melanjutkannya atau tidak. Ternyata pramuka disekolah ini diwajibkan untuk kelas 7 Aku tak dapat mengelak lagi untuk tidak ikut.

Ini awalnya kenapa Aku sangat senang dengan pramuka.
Ketika kegiatan MOS berlangsung dipagi hari seluruh kelas 7 dibariskan dilapangan untuk menyaksikan seluruh demo eksul SMP N 1 melihat semuanya keren-keren aku jadi bingung eksul mana yang akan aku pilih. Pramuka mendapat tampil pada giliran terakhir. Kolone tongkat ini ditampilkan oleh kakak kelas. “prit prit prit ...... prit” tiup peluit dari komandan pasukan. Dari posisi siap sempurna mereka mengangkat tongkatnya melakukan sandang tongkat semua orang tepuk tangan. Barisan mereka begitu rapi, Aku kagum melihat pukulan demi pukulan dengan bunyi yang kompak. Betapa kerennya gerakan demi gerakan yang di berikan. Setelah hormat mereka kembali ketempat dan balik kanan melemper baret dengan mengatakan orang kaya. Lucu melihatnya tak lama kemudian mereka ambil lagi baretnya.

Aku pikiranku sudah bulat untuk mengikuti pramka karena melihat kakak-kakak tampil sangat keren kemarin. Kuingat temanku kini tiada kabar darinya dia menghilang begitu saja. Apakah dia masih mengikuti pramuka atau tidak kalau itu kembali kepada diri masing-masing.

Beberapa minggu setelah MOS di laksanakan disaat jam belajar.Datanglah kakak kelas memberitahukan bahwa Masa Tamu kegiatan pramuka pada tahun ini yaitu kemah di Pantai indah Tanjung Gundul selama 3 hari “uuhh..” berbisik kami satu sama lain. Ini yang Aku dan Yopi tunggu-tunggu begitu pula dengan Radit. Regu telah dibagi 8 orang untuk kelas 7 dan 2 orangnya lagi dari kelas 8 dan 9. Untuk, pinru dan wakil pinru dari kakak kelas nama reguku adalah Puma.

Untungnya Aku datang tepat waktunya setelah mencium tangan Abahku Aku langsung bersiap menaikan barang bawaan ke atap bus. Kulihat semuanya telah berbaris untuk naik bus Aku langsung mengikuti barisan. Dalam perjalanan suasana tidak suram karena di isi dengan lagu-lagu pramuka.
Cuaca yang panas saat kami tiba diBuper Tanjung Gundul. Kami mendapat arahan dari kakak kelas bagaimana cara mendirikan tenda ditanah berpasir. Kami semua bekerja sama mendirikan tenda mulai dari menggali pasir.

Setelah tenda berdiri tugasku menaburi sekeliling tenda dengan garam kasar agar terhindar dari makhluk yang tidak dinginkan seperti lipan dan bersama Yopi membuat jemuran. Didalam ada Gaer dan Yopi sedang membenarkan letak tas agar tidak kelihatan berantakan, diluar ada Rangga yang memasang double deck besama Hendri, Achan, Dan Ridho. Kak Ivan dan kak bimo menguatkan ikatan pada pasak agar tenda kami tidak mudah terangkat oleh angin pantai yang kuat.  Abdul membasahi bambu yang mencap pada pasir dengan air. Untuk dapurnya dibuat kak ivan berdekatan dengan belakang tenda jadi, pintu keluar hanya lewat depan saja

Upacara berlangsung dengan tenangnya diwaktu pembacaaan Dasa Dharma terasa sedikit bergetar hati ini disetiap dharma-dharma yang terucap. Kakak pembina tidak panjang lebar menyampaikan pidatonya dia berpesan amalkan Tri Satya dan Dasa Dharma jangan hanya dibaca dan di ingat tapi di terapkan pada kehidupan kita sehari-hari. Itu pesan dari kakak pembina yang selalu kuingat.

Upacara telah selesai semuanya kembali ke tenda untuk mempersiapkan sholat ashar dan mandi.
Acara pada malam ini tidak banyak hanya berkenalan dengan teman-teman dari kelas lain. Uniknya Aku tidak di izinkan bertanya tapi menggunakan kertas sudah tertuliskan indentitas yang menempel dimulut. Setiap bertemu orang catat saja identitasnya.

Dipagi hari kedua berada diperkemahan acaranya bidik kompas, selanjutnya membuat tandu, membuat wugel atau ring setangan leher, selusuri pantai, dan game manas. Aku paling berkesan digame sumpit, isinya ada dandan ini 2 slot, mandi tepung 3 slot, coba lagi, permen 5. Mungkin saat itu Aku lagi tidak beruntung Aku terkena dandan, didandanlah mukaku enak kalau benar dandannya ini berantakan. Malu rasanya selesai dandan Aku langsung berlari ke WC untuk cuci muka.

Dimalam terakhir acara api unggun. Malam api unggun ini malam cirikhas jika ada perkemahan. Menikmati malam terakhir duduk melingkari api unggu setelah itu berlayar kepulau kapuk
Dihari ketiga ini upacara penutupan dan gugur gunung maksunya bereskan tenda. Barang-barang sudah dibus kami langsung naik. Karena kelelahan suasana busnya sunyi senyap  semuanya tertidur diperjalanan pulang.

Sampai saat ini Aku masih mengikuti pramuka jiwa pramuka sudah ada dalam diriku yang membuat Aku cinta pramuka. Jiwa pramuka buka berasal dari karena Aku mengikuti acara-acara pramuka tetapi itu semua berasal dari hati. Dengan  mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma jiwa pramuka itu bisa muncul. Semua itu dimulai dari perkemahan itu Aku merasakan persaudaraan yang kuat dengan teman-temanku dan mencintai alam. Seperti, Dasa Dharma kedua cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, semua Dasa Dharma bisa dirasakan dalam kehidupan kita.

Satyaku ku Dharmakan Dharmaku ku Baktikan. Amalkan isi dari Tri Satya dan Dasa Dharma Karena didalam Tri Satya mempertaruhkan kehormatan seorang pramuka.

Inilah ceritaku.


 [t1]Standing Point : adalah titik pemikiran awal yang dipergunakan ketika seseorang mulai menulis.

 [t2]Paragraf satu berisi tentang Point of View pribadi penulis terhadap case (*masalah) yang akan diangkat dalam suatu tulisan, biasanya dimulai dengan definisi sudut pandang pribadi.

 [t3]Opening Cerita